Pengetahuan Umum – Solar adalah salah satu bahan bakar fosil untuk mesin diesel yang memiliki peran penting dalam berbagai sektor industri dan transportasi. Namun, tahukah Anda dari mana asal solar, proses pembuatannya, serta perannya di kehidupan sehari-hari?
Artikel ini akan membahas secara lengkap asal usul solar, mulai dari bahan bakunya hingga penggunaannya yang luas dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pengetahuan ini, Anda akan lebih memahami pentingnya solar dan dampaknya terhadap lingkungan dan ekonomi.
Apa Itu Solar?
Solar adalah bahan bakar yang termasuk dalam kelompok bahan bakar diesel. Bahan bakar ini diproduksi melalui penyulingan minyak mentah (crude oil). Solar umumnya digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan seperti truk, bus, kapal, dan alat berat. Solar memiliki sifat yang lebih kental dibandingkan dengan bensin, dan terbakar pada suhu yang lebih tinggi, sehingga lebih efisien untuk penyimpanan maupun saat digunakan di mesin dengan beban kerja berat.
Sejarah Penggunaan Bahan Bakar Solar
Sejak Rudolf Diesel menemukan mesin diesel pada akhir abad ke-19, solar telah menjadi bahan bakar utama untuk mesin yang perlu performa tinggi. Dengan masa pakainya yang lebih lama dan kemampuannya menghasilkan energi dalam jumlah besar, bahan bakar diesel telah lama digunakan di berbagai industri, termasuk transportasi dan pembangkit listrik.
Jenis-jenis Solar
Terdapat beberapa jenis solar yang umum beredar di pasaran. Berikut merupakan jenis-jenis solar tersebut:
- Solar Biasa: Kendaraan bermesin diesel menggunakan jenis ini untuk dapat beroperasi.
- Solar Industri: Sektor industri besar, seperti pembangkit listrik dan alat berat biasanya menggunakan solar industri untuk pengoperasiannya.
- Biosolar: Campuran antara solar konvensional dengan biodiesel. Jenis solar ini merupakan jenis solar yang lebih ramah lingkungan.
Asal Bahan Baku Solar
Solar berasal dari minyak bumi, salah satu sumber daya alam tak terbarukan yang terbentuk sejak jutaan tahun yang lalu. Sementara itu, minyak bumi sendiri terbentuk dari beberapa tahapan, yaitu akumulasi atau pengendapan bahan organik, penguraian serta kompresi, yang kemudian membentuk minyak bumi.
1. Pengendapan Bahan Organik
Minyak bumi terbentuk saat bahan-bahan organik seperti seperti plankton dan tumbuhan laut yang telah mati mengendap di dasar laut atau danau. Bahan organik ini kemudian akan tertutup oleh lapisan sedimen. Batuan sedimen sendiri merupakan lapisan batuan yang terbentuk pada suhu rendah di bawah tanah atau bawah laut.
2. Penguraian dan Kompresi
Seiring waktu, lapisan sedimen terus menumpuk di atas bahan organik. Hal ini menyebabkan tekanan dan suhu bahan organik tersebut meningkat. Kondisi ini memicu penguraian bahan organik menjadi hidrokarbon.
3. Pembentukan Minyak Bumi
Hidrokarbon yang terbentuk kemudian berkumpul dalam lapisan batuan pori-pori di bawah permukaan bumi. Minyak bumi inilah yang kemudian menjadi bahan baku untuk pembuatan solar. Jenis minyak bumi yang dapat diubah menjadi solar umumnya adalah minyak bumi yang memiliki fraksi yang memiliki titik didih antara 200 hingga 350 derajat Celsius.
Baca juga: Batu Kapur: Sejarah, Proses Pembentukan, dan Manfaatnya
Proses Pembuatan Solar
Setelah ekstraksi minyak bumi mentah (crude oil), proses pembuatan solar melalui beberapa tahapan di kilang minyak:
1. Destilasi
Minyak bumi mentah dipanaskan dalam kolom destilasi untuk memisahkan komponen-komponennya berdasarkan titik didih. Minyak bumi yang terpilih untuk bahan baku solar adalah dari fraksi dengan titik didih menengah, yaitu 200–350 °C.
2. Pengolahan Lanjutan
Fraksi minyak bumi tersebut kemudian melalui pengolahan lebih lanjut untuk meningkatkan kualitasnya dengan mengurangi kadar unsur sulfur (belerang) dan penghilangan kotoran. Pada saat bersamaan, fraksi minyak yang lebih berat dipisahkan dan diproses lebih lanjut menjadi solar melalui proses cracking dan hydrodesulfurization untuk menghilangkan unsur sulfur dan menghasilkan produk yang lebih bersih.
3. Pencampuran dan Penyimpanan
Melanjutkan dari proses pengolahan sebelumnya, solar akan mengalami pencampuran dengan bahan tambahan tertentu untuk meningkatkan performanya. Jika semua proses telah selesai, penting untuk melakukan penyimpanan solar dengan benar sebelum distribusi.
Penggunaan Solar dalam Kehidupan Sehari-Hari
Tahukah Anda kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari peran solar? Berikut ini beberapa contoh kegunaan solar di kehidupan sehari-hari:
1. Bahan bakar untuk transportasi
Bahan bakar utama untuk kendaraan bermesin diesel seperti truk, bus, dan kapal pada umumnya adalah solar. Seperti yang kita ketahui, kendaraan-kendaraan ini memiliki peran pada kehidupan sehari-hari, baik sebagai perantara distribusi bahan makanan, bahan bangunan, maupun sebagai transportasi untuk manusia itu sendiri.
2. Industri
Industri besar seperti pabrik, menggunakan mesin-mesin industri, generator listrik, dan peralatan berat untuk bisa beroperasi. Dengan demikian, bidang industri bergantung pada solar sebagai bahan bakar utamanya karena mesin-mesin tersebut menggunakan mesin diesel untuk bekerja.
3. Pertanian dan Konstruksi
Dalam bidang pertanian, peran solar adalah sebagai bahan bakar traktor, mesin irigasi, dan alsintan (alat dan mesin pertanian) lainnya. Alat berat seperti excavator atau bulldozer di bidang konstruksi juga mengandalkan solar sebagai bahan bakarnya.
4. Bahan bakar pembangkit listrik
Peran solar tidak lepas pula di rumah tangga. Di beberapa daerah, pembangkit listrik dan pemanas masih mengandalkan bahan bakar ini untuk mendukung kebutuhan masyarakat terhadap listrik.
Dampak Lingkungan dari Penggunaan Solar
Meskipun solar sangat penting bagi banyak sektor, penggunaannya juga tidak terhindarkan dari dampaknya terhadap lingkungan. Pembakaran solar menghasilkan emisi gas rumah kaca, seperti karbon dioksida (CO2), yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Selain itu, bahan bakar fosil juga menghasilkan partikel berbahaya lain seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx). Partikel-partikel ini dapat menyebabkan polusi udara dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.
Teknologi seperti filter partikulat diesel sangat perlu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan standar solar rendah sulfur untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, penting pula mendorong penggunaan biosolar untuk menurunkan ketergantungan pada bahan bakar fosil ini.
Upaya untuk Mengurangi Dampak Lingkungan Akibat Solar
Setelah mengetahui dampak lingkungan akibat penggunaan solar, tentu kita harus memiliki rasa tanggungjawab untuk menjaga lingkungan. Beberapa upaya yang dapat mengurangi dampak lingkungan dari penggunaan bahan bakar fosil satu ini adalah sebagai berikut.
- Penggunaan Biosolar
Untuk mengurangi dampak lingkungan, menggunakan biosolar merupakan salah satu upaya pengurangan penggunaan bahan bakar fosil ini. Biosolar merupakan campuran solar dan biodiesel yang berasal dari bahan organik terbarukan, seperti minyak kelapa sawit, kedelai, atau lemak hewan. Di Indonesia terdapat regulasi mengenai penggunaan biosolar, yaitu biosolar B30, yang merupakan campuran 30% biodiesel dan 70% solar. - Teknologi Mesin Diesel yang Lebih Bersih
Pengembangan teknologi mesin diesel yang lebih bersih telah melalui berbagai inovasi selama beberapa tahun terakhir. Tujuannya adalah mengurangi emisi polutan seperti nitrogen oksida (NOx) dan partikel padat (PM) yang tidak terhindarkan dari mesin diesel tradisional. Teknologi ini telah umum di negara-negara Eropa. - Regulasi Lingkungan
Pemerintah menerapkan regulasi yang ketat untuk mengurangi emisi dari kendaraan bermesin diesel.
Kesimpulan
Solar merupakan salah satu bahan bakar yang masih berperan penting bagi berbagai sektor industri dan transportasi. Namun, tantangan lingkungan dan ketergantungan pada sumber daya fosil menuntut adanya inovasi dalam penggunaan dan pengembangan bahan bakar yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
Dengan memahami asal usul solar beserta dampaknya terhadap lingkungan, harapannya kita dapat lebih bijak dalam penggunaannya. Di masa depan, bahan bakar fosil satu ini mungkin akan tergantikan oleh bahan bakar alternatif yang lebih berkelanjutan, namun perannya saat ini masih sangat penting dalam mendukung perekonomian dan mobilitas global.
Pingback: Batu Kapur: Sejarah, Proses Pembentukan, dan Manfaatnya - Jadi Pintar